Review Buku "Cinta dalam Angka"
Identitas :
ISBN : 978-623-7326-67-0
Penulis : Hammad Rosyadi
Penyunting : Fakhri AG
Penata Letak : Ahmad Ariyanto
Perwajahan Sampul : Rahma Ganiah
Cetakan I, September 2020
Review :
Buku ini menarik sekali isinya, selain sampulnya yang terlihat sweet namun isinya sangat berbobot.
Kita mulai dari isinya yang di permulaan,
Pengertian jodoh ialah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jodoh itu
artinya cocok, pasangan, atau orang yang cocok menjadi suami/istri. jodoh /jo·doh/ 1 n orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; imbangan: berhati-hatilah dalam memilih --; 2 n sesuatu yang cocok sehingga menjadi sepasang; pasangan: mana -- sepatu ini; 3 a cocok; tepat: ia telah meminum obat itu, tetapi tidak --;
Dalam konteks pembicaraan kita, jodoh itu dua insan berlainan jenis yang mereka berada dalam hubungan kebersamaan dan diikat oleh tali pernikahan yang sah.
Jadi, pasangan-pasangan yang belum menikah, belum tentu jodoh.Makanya, mungkin kamu pernah mendengar istilah, “Jagain jodoh orang.” Ya, itu buat mereka-mereka yang sudah memiliki hubungan
cukup lama, tapi ternyata salah satu pasangan justru menikah dengan yang lainnya. Tentu saja nggak ada dari kita yang berharap menjadi seperti itu.
Cerai artinya putusnya hubungan suami-istri; baik karena
memang ingin berpisah atau ketika salah satunya meninggal
dunia. Tentu saja ini juga bukan suatu hal yang diharapkan
ketika kita hendak menjalin hubungan.
Tapi perlu dipahami, bahwa mereka yang bercerai, artinya masa perjodohan mereka telah usai. Permulaannya adalah dari akad nikah, hingga kalimat cerai itu terucap.
Memang setiap ketentuan itu ada masanya. Karena pada hakikatnya, tidaklah jauh berbeda, cerai karena berpisah atau karena kematian.
Sama seperti masa lajang yang ada batasnya, masa pernikahan pun tidak semuanya abadi. Tentu masing-masing selalu ada hikmah dalam kehidupan.
Dengan memahami pemahaman jodoh yang sebelumnya, maka seharusnya kita paham bahwa jodoh tidak terbatas hanya satu.
Laki-laki mungkin saja menikah lagi saat masih bersama pasangan pertamanya, atau mungkin menikah saat pasangannya
telah tiada. Tentu tidak semua bisa menerima hal ini, tapi memang begitulah adanya.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana nasib wanita yang sudah meninggal, saat pasangannya di dunia menikah lagi?
Apakah ia nanti akan melajang di alam sana?
Jawabannya, bisa ya, bisa tidak. Ya, jika selama di dunia dia lebih banyak amal buruknya. Maka, dia akan sendirian merasakan siksa. Tidak, jika lebih banyak amal baiknya, karena akan
mendapat pasangan pengganti yang lebih baik lagi. Jika wanita ini adalah istri yang paling baik menurut suaminya,
bukan tidak mungkin mereka berdua nanti akan dipasangkan lagi di surga.
Memahami makna jodoh menjadi penting agar tidak salah paham dalam proses pencariannya. Misalnya, sudah menganggap orang yang kita lamar sebagai jodoh.
Padahal, pertunangan masih sebatas bentuk perjanjian kedua belah pihak. Banyak hal yang masih mungkin
terjadi untuk membatalkan perjanjian tersebut.
Cara memilih seorang jodoh :
Ada bagian dari fisiknya yang memang kamu suka. Entah posturnya, matanya, rambutnya, atau yang lainnya.
Sebagian orang mengaitkan kemiripan fisik dengan jodoh seseorang. Yah, memang banyak terjadi seperti itu sih. Tapi, bagaimana misalnya dengan mereka yang jelas-jelas beda suku, yang otomatis karakter fisiknya pun berbeda?
Bukankah banyak juga pernikahan lintas suku, dan bahagia�bahagia saja? Maksudnya, sekedar membuktikan, bahwa anggapan jodoh harus mirip secara fisik itu tidak betul.
Poinnya adalah kecocokan fisik antara satu dengan yang lainnya. Ini lebih penting daripada harus mencari-cari yang benar-benar mirip dari segi fisik.
Manusia itu unik. Setiap orang memiliki karakternya, dan masing-masing ingin punya karakter pasangan tersendiri.
Ada yang ingin punya pasangan yang berkarakter sama, ada yang ingin punya pasangan dengan karakter jauh berbeda.
Barangkali kamu nggak pernah terbayang sebelumnya, ada orang yang ingin memiliki pasangan yang manja, betul? Kalau kamu pernah terbayang, setidaknya aku sendiri yang nggak pernah terbayang.
Pengubahan yang paling sulit dari seseorang adalah pengubahan karakter dasar. Berbeda dengan kebiasaan kebiasaan tertentu yang bukan menjadi kepribadian dasar seseorang.
Meski bukan yang paling utama, sisi ini akan menambah kecocokan dan kenyamanan kamu dalam hidup berumah tangga.
Kesamaan sisi intelektual akan membuat kamu lebih
nyambung dalam banyak obrolan, yang pastinya .
Memilih keputusan yang ringan saja perlu niat yang benar,
apalagi saat menentukan keputusan yang besar. Kesalahan niat .
di awal bisa jadi malapetaka di akhir.
Beberapa kesalahan niat seperti:
1. Takut omongan orang.
2. Ingin merasa lebih hebat dari yang lain.
3. Ingin ‘membuktikan’ pada mantan.
4. Khawatir tidak ada yang mau lagi.
Kalaupun sempat ada kepikiran niat seperti yang disebutkan di atas, segeralah ralat dan niatkan penentuanmu itu sebagai salah satu usahamu untuk menunaikan ibadah yang mulia, agar kelak
pernikahanmu lebih terberkati.
Jika bangunan besarmu itu ternyata dilandasi pondasi yang tidak
kokoh, bukankah justru malah berbahaya, dan rawan roboh?
Wajah memang bisa mengalihkan dunia. Harta pun juga bisa
menyilaukan pandangan mata. Tapi akhlak, harus tetap yang
utama.
Jangan anggap enteng masalah akhlak ini.
Jika permasalahan ekonomi menyumbang hampir 30%
penyebab angka perceraian, maka pertengkaran adalah penyebab
terbesar perceraian, yaitu sampai lebih dari 45%. (Data Dirjen
Peradilan Agama Mahkamah Agung 2018).
Tentu saja pertengkaran itu bisa bermula dari berbagai
macam persoalan, tapi lagi-lagi sikap menyelesaikan masalah itu
kembali kepada akhlak.
Ada pasangan yang diterpa badai yang begitu besar, tapi mereka
bisa mengatasinya, karena paham cara menyelesaikannya.
Tapi ada yang terpancing masalah sepele yang mengakibatkan
pertikaian dan perpisahan.
Oleh karena itu, fokus perhatian pada akhlak jangan sampai
teralihkan dengan paras atau tersilaukan hartanya. Karena
keduanya itu cepat sirna dan justru bisa menimbulkan masalah
lainnya, apabila tidak dimiliki oleh orang yang berakhlak mulia.
Ketika kamu menyangka bahwa pernikahanmu itu hanya antara
kamu dan dia, maka kamu salah besar.
Meski kamu sebagai lelaki, tidak perlu izin dari wali, kamu tetap
butuh terhadap ridha dari orang tuamu. Ingat, bahwa ridha
Tuhan itu bergantung pada mereka, begitu pula murka-Nya.
Jangan sampai pernikahanmu itu justru menimbulkan murka
mereka karena kamu mengabaikan mereka.
Begitu pun bagi seorang wanita, yang bahkan secara agama,
tidak boleh menikah kecuali dengan seizin dari wali.
Perasaan/ impresion saat membaca buku ini rasanya setiap buka halaman, isinya penasaran. Penulis sangat lugas menekankan point per point jadi, isi dari buku yang disajikan padat dan simple serta mudah dipahami.
Menurutku si penulis sudah detail menuangkan ide-idenya, sehingga bukunya sangat apik menjadi pegangangan aku mendapatkan seorang jodoh. Semoga aku dan kalian yang masih mencari di segerakan. Aamiin..
Mh Score : 🥰🥰🥰🥰🥰/5
Comments
Post a Comment