Review Novel Fish In the Water


Kabar media merebak, buku Fish in the Water karya Lee Chanhyuk 'AKMU' telah  resmi rilis di Indonesia. Fish in the Water sudah jadi best seller sejak perislisan pertama di Korea September 2020  Novel yang masih terhubung dengan album AKMU berjudul Sailing ini, dirilis Penerbit Gramedia Pustaka Utama dan sudah tersedia dibeberapa toko buku.






Review :

Penggemar AKMU pasti sudah tidak sabar kan, menunggu kehadiran buku Fish in the water.Lee Chanhyuk menuangkan buah pikirannya, bukan cuma ke dalam musik, tetapi juga ke dalam buku, ya gais. Kakak Lee Soohyun ini menulis novelnya dengan emosi yang tergambar halus pada setiap kalimat serta terpatri menjadi kalimat-kalimat kiasan.


Kesedihan memang membuat orang-orang berduka dan terluka. Namun kesedihan tidak melulu berarti keputusasaan.Hal - 23
"Pada buku ini si penulis menyediakan banyak pertanyaan, pencariannya akan bagaimana dia menginterpretasikan musik dan seni. Secara garis besar, novel ini bercerita tentang Seon yang ingin mencari jawaban dari banyak hal. Tentang seni dan seniman, tentang musik, tentang kebebasan dan prinsip.


Kau bisa menjadi penyanyi kalau kau bisa menyanyi dengan baik. tapi orang-orang yang mengekspresikan lagu tanpa kata-kata disebut seniman. Apa sebenarnya yang dilakukan seorang seniman?(hal.57)
Hae-ya sebagai tokoh karakter cewek perubah suasana yang datang kemudian, juga tidak menjawab apa pun dengan jiwa Hae-ya begitu bebas, dan cintanya menyentuh Seon.

Bersama-sama dengan Seon, walaupun dengan sifat yang berlawanan, Seon dan Hae-ya belajar menikmati hidup yang sebebas-bebasnya.


Perumpamaan Haeya yang menyatu dengan lautan menyatakan kondisi seseorang yang telah lengkap cerita hidupnya. Haeya, yang juga menemukan kenyamanan dalam diri Seon menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman dan kembali ke cita-cita awalnya, menyatu dengan laut, laut mengisyaratkan kedalaman hidup dan sisi gelap yang tidak bisa diketahui secara utuh oleh seorang manusia sebelum dia mengalaminya sendiri. Hanya dengan menjadi satu dengannya, manusia baru bisa seutuhnya memahami makna dari laut tersebut. Bagi sebagian orang mungkin menganggap bahwa keputusan Haeya untuk menyatu dengan laut adalah hal yang bodoh dan naif.


Bukunya cukup menarik dengan topik filosofis yang dibawanya. Banyak makna-makna filosofis yang harus dicerna otak, ceritanya simple tapi jujur sulit di pahami. Perlu beberapa kali untuk membacanya. Sejauh ini bukunya sangat menarik, salah satu sepenggal kalimat yang menjadi  favoritku  "karena aku akan berada disisimu bahkan sebelum kau harus mencariku. Kau bisa menjadi tokoh utama disisiku. Aku akan membiarkanmu melakukan perjalanan setiap hari. Jadi, ayo kita pergi ketempat yang tidak ada siapa pun."

My Score : 🥰🥰🥰/5

Comments

Popular Posts