Review Buku "Gagal menjadi Manusia"

Identitas :


Judul : Gagal menjadi manusia
Penulis : Dazai Osamu
Genre : Fiksi (Sastra Klasik) 
Tahun terbit : 2020 (Jepang 1948)
Penerjemah : Asri Pratiwi Wulandari


Sinopsis :
Hidupku penuh aib. .

Catatan pria itu dimulai dengan pengakuan demikian. Ia menggunakan lawak untuk menipu dirinya sendiri, menipu orang lain, membuat kesalahan yang tidak dapat diperbaiki, lantas menjatuhkan keputusan atas dirinya sendiri bahwa ia gagal menjadi manusia. .

Akan tetapi, begitu pria itu tidak ada, seorang wanita berkata dengan nada penuh rindu, “orangnya tulus, penuh perhatian... ia tetaplah anak yang baik, seperti tuhan.” .

Karya Dazai Osamu yang mempertanyakan apa itu hidup sebagai manusia, dan apa itu hidup bersama manusia. Karya yang dipercaya menjadi surat wasiatnya.





Review : 
Awal mula terinspirasi ingin membeli buku dikarenakan covernya keren, se akan-akan ingin menceritakan tentang kegagalan yang pernah terjadi pada hidup seseorang. Akan tetapi, ternyata di dalamnya adalah buku perjalanan hidup yang sangat kelam, yang berasal dari keluarga berada. Konflik ini timbul bukan bersama orang lain, namun konflik ini timbul dari diri sendiri si tokoh utama.
Quotes dalam buku yang sangat reletable untuk kita adalah :
"Masyarakat adalah pertempuran antar-individu, pertempuran yang sifatnya sementara, dan yang paling penting adalah menang pada babak itu saja. Manusia tidak akan pernah tunduk kepada manusia lain.

[...] Meski manusia mengedepankan alasan umum yang kedengarannya mulia, sebenarnya tujuan segala upaya manusia itu selalu egosentris, dan setelah kebutuham individu itu terpenuhi, muncullah individu selanjutnya.

Gagal Menjadi Manusia menceritakan tentang seorang laki-laki muda bernama Oba Yozo, yang mempunyai pandangan bahwa dunia ini sungguh unik sekaligus menakutkan. Ia tidak memahami dunia seisinya serta masyarakat yang tinggal di bumi, maka ia berusaha mencari cara untuk bertahan hidup supaya disukai orang, agar orang-orang bisa menetap padanya. Ia menemukan caranya dengan melawak sepanjang percakapan dan pada setiap kesempatanya. Berpura-pura bodoh, berlagak konyol dan klise seperti mencari perhatian.  Bahasa psikologinya: self-depreciating humor. Yozo menggunakan ini sebagai mekanisme pertahannnya dan caranya memahami manusia.

Semakin beranjak dewasa, problema hidup yang dihadapi Yozo semakin kompleks. Ia pun melarikan diri ke hal-hal lain. Bermain Wanita,merokok, minuman beralkohol. Tapi sayangnya ini tidak membuatnya merasa lebih baik.
Apa hakikat hidup ? Tujuanya untuk apa? Mengapa orang-orang mempertahankan eksistensinya?
Sejuta pertanyaan pada buku ini, sangat jelas gamblang dengan cover yang berjudul gagal menjadi manusia. Si tokoh utama yang merasa gagal menjadi manusia selalu dipenuhi kedustaan dan perilaku asusila.
Apabila situasi anda badmood dilarang keras membaca buku ini, karena akan menjadikan jiwa anda merasa sangat hancur. Karena , cerita yang terkandung membuat muram.

My Score : 🥰🥰🥰/5

Comments

Popular Posts