Review Buku The Salmon Who Deared To Leap Higher
Salmon kembali ke perairan air tawar yang mengalir (sungai) untuk berkembang biak. Metode navigasinya mungkin dilakukan dengan indra penciuman. Setengah dari jumlah salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah berkembang biak.
Sebelum menaruh telur, salmon betina mengepakkan ekornya untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah yang dapat mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur. Satu celah dapat menampung 5000 telur, menutupi area sekitar 2,8 m2. Warna telur bervariasi dari oranye hingga merah. Satu atau lebih salmon jantan akan mendekati salmon betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk membuahi telur. Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan menyapu kerikil lalu pergi bertelur di tempat lain. Salmon betina dapat melakukannya sebanyak tujuh kali sebelum telur dalam ovariumnya habis. Salmon akan mati kelelahan segera setelah bertelur.
Telur harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air yang dingin dengan arus yang baik sebagai suplai oksigen. Kematian yang tinggi biasanya terjadi pada tahap ini, yang sebagian besar terjadi akibat predasi dan perubahan kondisi perairan akibat ulah manusia.
Salmon muda menetap di perairan air tawar tempat ia dilahirkan, selama tiga tahun sebelum bermigrasi ke laut. Pada masa tersebut, ikan ini berwarna keperakan. Diperkirakan hanya 10% dari jumlah telur selamat mencapai tahap ini.
Salmon menghabiskan waktu satu hingga lima tahun sebelum mencapai usia kematangan seksual. Salmon dewasa akan kembali ke tempat kelahirannya untuk berkembang biak. Dalam proses menuju ke arah itu, beberapa jenis salmon mengembangkan taring. Warna mereka akan menjadi gelap. Jarak perjalanan yang dilakukan salmon sangat menakjubkan; mereka dapat mengarungi arus sungai sejauh 1.400 km dan mendaki setinggi 2.100 m dari laut menuju ke tempat mereka dilahirkan.
Selama berada di air tawar dan muara, salmon muda memakan serangga, amphipoda, dan crustacea. Ketika sudah dewasa, mereka akan memakan ikan kecil.
Selama membaca buku bukan hanya tentang pengetahuan tentang ini kita dapatkan, melainkan penulisan si penulis menggunakan majas metafora yang sangat epik seperti menggiring pembaca jauh merenungi hal-hal yang di luar logika. Salah satunya keinginan salmon memiliki sayap, agar terbang bebas seperti burung.
Buku ini bercerita tentang perjalanan ikan salmon perak dan ikan salmon mata terang, dan di lengkapi tokoh ikan salmon lainya serta binatang lain semua dipadukan menjadi sebuah fabel dengan sentilan-sentilan manis tentang makna kehidupan.
Jika anda pecinta buku self Improvement, buku satu ini jangan sampai lolos. Selamat membaca ^^
Karya ini ditulis oleh, Ahn Do-Hyun lahir pada tahun 1961 di Yecheon, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea, dan lulus dari Universitas Wonkwang, tempat ia belajar sastra Korea. Karier menulisnya dimulai ketika ia memenangkan Kontes Sastra Tahunan Daegu Maeil Shinmun dengan puisinya 'Sungai Nakdong' pada 1981 dan Kontes Sastra Tahunan Dong-A Ilbo dengan puisinya 'Jeon Bong-jun Goes to Seoul' pada 1984. Ahn juga menerima Penghargaan Penyair Muda 1996 dan Hadiah Sastra Kim So-wol 1998.
Comments
Post a Comment