Review Buku "Hidup Anti Galau, menata Karier dan masa depan diumur 20-an"
Identitas Buku :
Judul: Hidup Antigalau: Menata Karier dan Masa Depan di Umur 20-an
Penulis: Juhyung Kim
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 21 Sepyember 2020
ISBN: 978-602-064-2529
Genre: Non Fiksi
Kategori: Self Improvement
Bahasa: Indonesia
Berat: 160 gram
Ukuran: 13.5 x 20 cm
Tebal: 207 halaman
Jenis Sampul: Soft Cover
Harga Reguler: Rp 90.000
Sinopsis :
• Mengidentifikasi target dan impian hidup.
• Mengatur waktu dan membentuk kebiasaan baru.
• Meningkatkan keterampilan dan mengembangkan relasi.
• Menyusun daftar impian untuk hidup tanpa penyesalan. Masa muda adalah masa di mana Anda harus mencoba meraih sesuatu. Tentu saja ini tidak mudah, bahkan ketika Anda sudah berusaha. Maka dari itu, buku ini hadir sebagai peta yang akan mengarahkan jalan Anda menuju kehidupan yang Anda inginkan.
Review :
Siapa yang sudah memasuki usia 20an??
Usia 20-an adalah usia yang krusial, sering mengalami fase overthingking nyaris setiap hari baik siang ataupun malam. Meskipun terkadang isi kepala menolak berpikir aneh-aneh soal masa depan, tetap saja hati selalu merasakan khawatir dan takut yang tidak bisa dielak. Sehingga untuk mengurangi perasaan itu, kita bisa mulai dengan mengenali apa yang sebenarnya kita inginkan dan impikan, apa yang bisa kita lakukan, dan apa yang bisa kita antisipasi jika sewaktu-waktu menemukan kegagalan.
Kebanyakan, usia 20an sibuk untuk mengejar mimpi tapi lupa bahwa untuk mencapai mimpi itu kita butuh target dan usaha sungguh-sungguh untuk menggapainya.
Buku "Anti Galau," ini memberikan sebuah motivasi dan mengarahkanku untuk belajar kembali menata hidup selagi ada kesempatan, dimulai dari saat ini. Pada bab pertama, akan dijelaskan perbedaan antara mimpi dengan target dan pentingnya membuat target-target kecil dalam hidup yang sebisa mungkin kita harus cicil sedikit demi sedikit.
Dalam buku ini, penulis memberikan beberapa saran yang realistis untuk membuat umur 20 ataupun menyiapkan umur 20 yang lebih berkesan. Poin yang paling aku suka dari buku ini adalah tentang elaborasi penulis terkait pentingnya bagi kita untuk menciptakan mimpi dan target yang terarah. Penulis memaparkan perbedaan yang mendasar antara mimpi dan target serta beberapa kiat-kiat yang menurutku dielaborasi dengan cukup baik.
Buku ini menyadarkan betapa pentingnya waktu yang dimiliki masing-masing orang, disertai teori dan teladan tokoh sebagai penguat gagasan penulis. Secara garis besar point utama keseluruhan buku ini yaitu tentang target dan mimpi, pentingnya menghargai waktu, bagaimana kebiasaan bisa mengubah hidup seseorang, pentingnya meningkatkan kualitas diri seperti investasi ilmu salah satunya, pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang lain, serta memulai untuk membuat daftar impian.
Ada satu kebiasaan penulis yang menarik menurutku, yaitu membuat surat wasiat dalam kurun waktu minimal 1 tahun sekali. Ide itu berasal dari kesadaran bahwa hidup seseorang tidak ada yang bisa memprediksi berakhir kapan. Bisa saja hari ini adalah hari terakhir hidup atau bisa saja besok. Menulis wasiat yang berisi ucapan terima kasih dan maaf pada orang yang berarti dalam hidup,membuat pesan untuk memanfaatkan peninggalan harta atau lainnya,membuatku tertarik untuk mencoba.
Gaya penulisannya sederhana dengan sudut pandang "saya". Sehingga pembaca akan merasa seperti mendengar penulis bicara langsung. Sejauh ini, aku suka buku ini karena mampu mengurai overthingking-ku dan membuatku semangat kembali untuk membuat list-list yang akan dilakukan kedepannya
Dengan latar belakang penulis yang merupakan orang Korea Selatan, buku ini sangat menggambarkan bagaimana kebutuhan menu hidangan pengembangan diri begitu dibutuhkan bagi masyarakat Korea yang terbiasa dengan persaingan serta hidup yang sangat kompetitif.
Tidak jauh berbeda dengan indonesia sih, so far... Buku ini seakan mendorong kita untuk bermimpi, menetapkan target, dan segala saran ambisius untuk menciptakan umur 20an yang ideal.
Selain poin tentang mimpi dan target, penulis juga menjelaskan pentingnya menghargai waktu dan memanajemen waktu dengan bijak, membangun kebiasaan yang baik untuk menjadi fondasi dalam menjalani umur 20an, serta pentingnya menjaga hubungan dan relasi dengan orang lain. Masing-masing poin tersebut dielaborasi dengan cukup sederhana dengan beberapa contoh hasil riset penulis sendiri.
Usia 20-an adalah usia yang krusial, sering mengalami fase overthingking nyaris setiap hari baik siang ataupun malam. Meskipun terkadang isi kepala menolak berpikir aneh-aneh soal masa depan, tetap saja hati selalu merasakan khawatir dan takut yang tidak bisa dielak. Sehingga untuk mengurangi perasaan itu, kita bisa mulai dengan mengenali apa yang sebenarnya kita inginkan dan impikan, apa yang bisa kita lakukan, dan apa yang bisa kita antisipasi jika sewaktu-waktu menemukan kegagalan.
Kebanyakan, usia 20an sibuk untuk mengejar mimpi tapi lupa bahwa untuk mencapai mimpi itu kita butuh target dan usaha sungguh-sungguh untuk menggapainya.
Buku "Anti Galau," ini memberikan sebuah motivasi dan mengarahkanku untuk belajar kembali menata hidup selagi ada kesempatan, dimulai dari saat ini. Pada bab pertama, akan dijelaskan perbedaan antara mimpi dengan target dan pentingnya membuat target-target kecil dalam hidup yang sebisa mungkin kita harus cicil sedikit demi sedikit.
Dalam buku ini, penulis memberikan beberapa saran yang realistis untuk membuat umur 20 ataupun menyiapkan umur 20 yang lebih berkesan. Poin yang paling aku suka dari buku ini adalah tentang elaborasi penulis terkait pentingnya bagi kita untuk menciptakan mimpi dan target yang terarah. Penulis memaparkan perbedaan yang mendasar antara mimpi dan target serta beberapa kiat-kiat yang menurutku dielaborasi dengan cukup baik.
Buku ini menyadarkan betapa pentingnya waktu yang dimiliki masing-masing orang, disertai teori dan teladan tokoh sebagai penguat gagasan penulis. Secara garis besar point utama keseluruhan buku ini yaitu tentang target dan mimpi, pentingnya menghargai waktu, bagaimana kebiasaan bisa mengubah hidup seseorang, pentingnya meningkatkan kualitas diri seperti investasi ilmu salah satunya, pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang lain, serta memulai untuk membuat daftar impian.
Ada satu kebiasaan penulis yang menarik menurutku, yaitu membuat surat wasiat dalam kurun waktu minimal 1 tahun sekali. Ide itu berasal dari kesadaran bahwa hidup seseorang tidak ada yang bisa memprediksi berakhir kapan. Bisa saja hari ini adalah hari terakhir hidup atau bisa saja besok. Menulis wasiat yang berisi ucapan terima kasih dan maaf pada orang yang berarti dalam hidup,membuat pesan untuk memanfaatkan peninggalan harta atau lainnya,membuatku tertarik untuk mencoba.
Gaya penulisannya sederhana dengan sudut pandang "saya". Sehingga pembaca akan merasa seperti mendengar penulis bicara langsung. Sejauh ini, aku suka buku ini karena mampu mengurai overthingking-ku dan membuatku semangat kembali untuk membuat list-list yang akan dilakukan kedepannya
Dengan latar belakang penulis yang merupakan orang Korea Selatan, buku ini sangat menggambarkan bagaimana kebutuhan menu hidangan pengembangan diri begitu dibutuhkan bagi masyarakat Korea yang terbiasa dengan persaingan serta hidup yang sangat kompetitif.
Tidak jauh berbeda dengan indonesia sih, so far... Buku ini seakan mendorong kita untuk bermimpi, menetapkan target, dan segala saran ambisius untuk menciptakan umur 20an yang ideal.
Selain poin tentang mimpi dan target, penulis juga menjelaskan pentingnya menghargai waktu dan memanajemen waktu dengan bijak, membangun kebiasaan yang baik untuk menjadi fondasi dalam menjalani umur 20an, serta pentingnya menjaga hubungan dan relasi dengan orang lain. Masing-masing poin tersebut dielaborasi dengan cukup sederhana dengan beberapa contoh hasil riset penulis sendiri.
Score : 🥰🥰🥰🥰/5
Comments
Post a Comment