Review Buku "Menyakitkan,Tapi tak seburuk yang Kupikirkan"
Identitas Buku :
Judul Korea: μνμ§λ§ μκ°λ³΄λ€ λμμ§ μμ
Penerbit: Shira Media
Genre: Self Improvement
Jumlah halaman: 272
Jenis Kertas: Bookpaper, Berwarna
Ukuran: 13x19
ISBN: 978-602-7760-36-3
Sinopsis :
Tidak perlu merasa goyah hanya karena ucapan kasar orang lain!
“Aku yang akan menentukan jalan hidupku.”
Kebahagiaan bukan hanya tentang hal-hal yang luar biasa dan keren. Ada kalanya hatiku terbebani
oleh kenyataan bahwa diriku dapat menikmati pemandangan dedaunan dan berbagi makan malam
sederhana dengan orang yang aku cintai. Jika kau menghargai potongan-potongan kecil dari
kehidupanmu sehari-hari, maka hal itu akan menjadi sebuah kebahagiaan. Ini adalah hari untuk
bersyukur karena kita masih bisa tertawa.
Saat rasa sakit dalam hidup datang secara mendadak dan menggoyahkan diri,
jangan coba terangi kegelapan dari malam yang menakutkan dan sepi itu seorang diri.
“Coba perhatikan lebih dahulu apakah ada luka yang memburuk di hatimu.”
Review :
Salah satu buku non fiksi yang lumayan aku suka di bulan ini, banyak ilmu baru yang aku dapat terutama tentang penyakit fibroid rahim (miom). Jujur masih sangat asing ditelinga aku, aku senang sekali akhirnya tahu penyakit ini lewat membaca buku ini.
Buku ini berisi kumpulan tulisan Lee You-Jeong tentang fibroid rahim yang telah dialaminya. Fibroid rahim ini bukanlah penyakit yang berbahaya, fibroid rahim yang dialami ini membuatnya berpikir kembali tentang banyak hal, mulai dari soal peran perempuan dalam masyarakat yang kerap dititikberatkan pada kemampuannya bereproduksi, penyelenggaraan pernikahan, pentingnya berolahraga, diet kosmetik, upaya mengkonsumsi alkohol yang lebih berkesadaran, hingga gaya hidup minimalis.
Isi bukunya tentang perjalanan penulis, Penulis didiagnosis terkena fibroid di usia 28 tahun dan tepat sebentar lagi sebelum pernikahannya berlangsung. Bukan hal yang mudah diterima pastinya, terlebih penyakit pada organ reproduksi wanita banyak dipandang negatif oleh masyarakat, alih-alih mendapat dukungan untuk kesembuhan justru malah mendapat kecaman masyarakat dan tuduhan lainnya.
Karena penyakit fibroid ini pun akhirnya banyak mengubah pola hidup penulis. Mulai dari diet kosmetik dan skincare, percobaan menjadi vegetarian, mengurangi kebiasaan minum alkohol, eksperimen mengurangi rasa sakit ketika menstruasi, sampai hidup minimalis untuk melindungi bumi.
Untungnya penulis di sini punya suami yang memberi dukungan penuh mulai dari bersama-sama mempelajari fibroid hingga mendampingi pola hidup sehat sang istri sampai akhirnya dilakukan operasi.
Menurut saya buku ini sangat relevan dengan kehidupan perempuan Indonesia, tentang berbagai ekspektasi dari masyarakat yang sering membuat kita tidak berpikir masak-masak tentang keputusan untuk jiwa dan raga kita sendiri. Karena terlalu banyak standart yang di tetapkan kepada seorang individu dalam setiap pengambilan keputusan.
Buku ini ditulis dan diterjemahkan dengan hangat sehingga rasanya seperti ngobrol dengan teman baru yang mempunyai segudang pengalaman. Cocok menjadi pengingat pribadi untuk lebih memahami dan menyayangi diri sendiri.
Saat kalian membaca buku ini,tentu kalian akan banyak merenungi kehidupan.
Buku ini berisi kumpulan tulisan Lee You-Jeong tentang fibroid rahim yang telah dialaminya. Fibroid rahim ini bukanlah penyakit yang berbahaya, fibroid rahim yang dialami ini membuatnya berpikir kembali tentang banyak hal, mulai dari soal peran perempuan dalam masyarakat yang kerap dititikberatkan pada kemampuannya bereproduksi, penyelenggaraan pernikahan, pentingnya berolahraga, diet kosmetik, upaya mengkonsumsi alkohol yang lebih berkesadaran, hingga gaya hidup minimalis.
Isi bukunya tentang perjalanan penulis, Penulis didiagnosis terkena fibroid di usia 28 tahun dan tepat sebentar lagi sebelum pernikahannya berlangsung. Bukan hal yang mudah diterima pastinya, terlebih penyakit pada organ reproduksi wanita banyak dipandang negatif oleh masyarakat, alih-alih mendapat dukungan untuk kesembuhan justru malah mendapat kecaman masyarakat dan tuduhan lainnya.
Karena penyakit fibroid ini pun akhirnya banyak mengubah pola hidup penulis. Mulai dari diet kosmetik dan skincare, percobaan menjadi vegetarian, mengurangi kebiasaan minum alkohol, eksperimen mengurangi rasa sakit ketika menstruasi, sampai hidup minimalis untuk melindungi bumi.
Untungnya penulis di sini punya suami yang memberi dukungan penuh mulai dari bersama-sama mempelajari fibroid hingga mendampingi pola hidup sehat sang istri sampai akhirnya dilakukan operasi.
Menurut saya buku ini sangat relevan dengan kehidupan perempuan Indonesia, tentang berbagai ekspektasi dari masyarakat yang sering membuat kita tidak berpikir masak-masak tentang keputusan untuk jiwa dan raga kita sendiri. Karena terlalu banyak standart yang di tetapkan kepada seorang individu dalam setiap pengambilan keputusan.
Buku ini ditulis dan diterjemahkan dengan hangat sehingga rasanya seperti ngobrol dengan teman baru yang mempunyai segudang pengalaman. Cocok menjadi pengingat pribadi untuk lebih memahami dan menyayangi diri sendiri.
Saat kalian membaca buku ini,tentu kalian akan banyak merenungi kehidupan.
Terutama akan semakin self care dan aware tentang kesehatan diri dan lingkungan...
Isi buku sudah sangat bagus, padat, mudah dicerna, dilengkapi dengan data dan jurnal. Tentunya karena kelebihan lainnya dari buku ini adalah terjemahannya, nyaman banget dibaca dan ada selingan ilustrasi, jadi gak bakalan bikin bosen juga ketika kita membaca.
Isi buku sudah sangat bagus, padat, mudah dicerna, dilengkapi dengan data dan jurnal. Tentunya karena kelebihan lainnya dari buku ini adalah terjemahannya, nyaman banget dibaca dan ada selingan ilustrasi, jadi gak bakalan bikin bosen juga ketika kita membaca.
Score : π₯°π₯°π₯°π₯°/5
Comments
Post a Comment