Identitas Buku :
Judul buku : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Editor : Adinto F.Susanto
Penerjemah : F.Wicakso
Penerbit : Grasindo
Cetakan : Ke-19
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 20
ISBN : 978-602-452-698-6
Tebal : 246 halaman
Sinopsis :
Selama beberapa tahun belakangan, Mark Manson—melalui blognya yang sangat populer—telah membantu mengoreksi harapan-harapan delusional kita, baik mengenai diri kita sendiri maupun dunia. Ia kini menuangkan buah pikirnya yang keren itu di dalam buku hebat ini.
Dalam hidup ini, kita hanya punya kepedulian dalam jumlah yang terbatas. Makanya, Anda harus bijaksana dalam menentukan kepedulian Anda. Manson menciptakan momen perbincangan yang serius dan mendalam, dibungkus dengan cerita-cerita yang menghibur dan “kekinian”, serta humor yang cadas. Buku ini merupakan tamparan di wajah yang menyegarkan untuk kita semua, supaya kita bisa mulai menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, dan apa adanya.
Review :
Aku boleh dibilang cukup terlambat dalam membaca buku ini, buku ini rilis pada tahun 2016 akhir, sempat menjadi bahan obrolan di beberapa akun media sosial para selebritis internet, pada akhir 2021 ini aku baru sempat mulai membacanya alias mungkin baru tertarik serta ada waktu yang cukup karena buku ini termasuk tebal.
Judul buku ini ternyata cukup laku di Indonesia karena mental health issue sangat gencar pada saat ini. Bahkan Gramedia mau menerbitkan edisi terjemahanya dan menjadi best seller.
Kita mulai apa isi buku ini, Mark Mason, seorang blogger dengan jutaan pembacanya, menulis buku ini dengan caranya yang sangat mudah realistis agak teoristis tapi mudah dipahami. Ia membicarakan permasalahan manusia dengan bahasanya yang gamblang serta detail. Terkadang cara penyampaian pada buku ini ada yang terlalu frontal, tapi dengan begitu bisa dipastikan pembaca akan sadar dan memahami isi permasalahan yang sebenarnya.
Penulis selalu mengawali setiap bab dengan cerita, baik cerita tentang fenomena atau tokoh bahkan ada juga pengalaman hidupnya sendiri. Penulis menyambungkan inti materinya dengan story telling yang membuat pembaca berada dalam konteks masalah yang seakan-akan benar-benar sedang dihadapi, misalnya saja ada sebuah bab yang dibuka dengan kisah Buddha. Ada pula dengan kisah Romeo dan Juliet. Penulis membuat para pembaca merasa nyaman terlebih dahulu melalui cerita-cerita yang sudah awam di masyarakat kemudian mulai melakukan pemetaan dan membeberkan apa saja permasalahan yang kerap ditemui manusia.
Buku seni untuk bersikap bodo amat ini bukanlah buku self-help. Pada buku ini penulis mengatakan sendiri bahwa buku ini adalah buku self improvement. Buku yang ditujukan kepada orang-orang yang ingin mengimprovisasi bagaimana ia bisa beraktivitas sehari-hari.
Penulis pun sudah mengatakan dengan jujur bahwa tidak mungkin seseorang akan langsung berubah setelah membaca bukunya. Wkwk.. lucu juga sih, kalo bisa berubah berasa power ranger 😂. Baik, Semua orang punya keputusan untuk sekedar menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan, ataupun sebagai acuan sebelum kita memulai perubahan baik dalam diri kita, yang terpenting kita bisa berproses menjadi baik setiap harinya.
Beberapa bagian membukakan mata pembaca bahwa kita seringkali kita hanya mengejar sesuatu yang berjangka pendek. Salah satunya adalah dengan cara memulai mendefinisikan apa itu arti kata "bahagia." Memamg, memiliki sebuah mobil mewah akan membuat seseorang bahagia, tetapi bukan itu yang sebenarnya dicari manusia, masih banyak value lain yang bisa dicari. Penulis juga terus mengingatkan, definisi "sukses", "bahagia" dan "berhasil" setiap manusia bisa berbeda-beda. Tapi tetap saja manusia menggunakan standar yang sama. Alias dipukul rata. Bukankah titik start orang berbeda-beda.
Score : 🥰🥰🥰🥰/5
Comments
Post a Comment